Minggu, 18 Mei 2014

MANAJEMEN STRESS

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sejarah manusia struktur sosial dan ekonomi kehidupan modern sekarang ini telah menciptakan lebih banyak stress dibanding masa-masa sebelumnya. Broken home dan ada beberapa sumber atau penyebab stress secara umum (yang oleh para psikolog disebut stressor) bisa berupa bencana besar (angin badai / tsunami, gempa bumi), kejadian-kejadian di dalam kehidupan individu (kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai karena kematian atau putus cinta) kondisi yang tidak menyenangkan (tinggal di suatu daerah yang pepat dan bising) dan masih banyak penyebab-penyebab stress yang lain.
Hingga saat ini, Anda telah menyelesaikan hampir semua materi Manajemen Diri dalam belajar. Barangkali kita bisa sependapat bahwa dunia kemahasiswaan merupakan kehidupan yang penuh daya tarik dan tantangan, Suatu kehidupan yang perlu dijalani berbeda dari saat kita di Sekolah Lanjutan dimana segala sesuatunya lebih terstruktur dan teratur. Secara umum, dari sudut perkembangan manusia, mahasiswa berada pada usia persiapan karir dan secara mental sedang didera pertanyaan hakiki mengenai identitas diri ~ ‘Siapa saya/? ‘ Upaya menjawab pertanyaan ini, banyak dipengaruhi oleh ‘perjumpaan sosial’ ~ social encounter sehari-hari di pergaulan kampus, baik dalam konteks akademik, maupun non-akademik.
Memahami kondisi kehidupan kemahasiswaan sebagaimana diuraikan di atas, maka tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa pada hakikatnya ajakkan hidup kemahasiswaan penuh dinamik, ragam tantangan, indah tetapi juga mengandung cekaman ~ stress. Oleh karena itu, materi manajemen stress dimasukkan kedalam paket BSS, agar mahasiswa dapat mengatasi berbagai cekaman yang dihadapinya, dan dengan demikian dapat menikmati hidup dengan lebih meng-asyikan dan berdaya-guna.
Dalam rangka memenuhi sasaran demikian, maka sejumlah pertanyaan muncul, antara lain : Apa sebenarnya yang dimaksud dengan STRESS? Apa pula STRESSOR? Siapa yang mengalami stress? Apa indikasi atau gejalanya? Bagaimana mekanismenya? Apa dampak yang akan dialami apabila sress tersebut tidak ditangani? Bagaimana menanganinya? Secara khusus bagaimana menangani stress yang selalu ada mengiringi evaluasi/ujian, dst.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Manajemen Stress
Manajemen Stres – Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 1997:200). Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala Stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stres dapat juga membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak prestasi kerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa Stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat Stres yang dialami oleh karyawan tersebut (Handoko, 1997:201-202).
Adapun menurut Robbins (2001:563) Stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian Stres dikaitkan dengan penelitian ini maka Stres itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Jadi, Stres dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi positif dan negatif tergantung dari sudut pandang mana seseorang atau karyawan tersebut dapat mengatasi tiap kondisi yang menekannya untuk dapat dijadikan acuan sebagai tantangan kerja yang akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya.

B.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan Stres disebut Stressors. Meskipun Stres dapat diakibatkan oleh hanya satu Stressors, biasanya karyawan mengalami Stres karena kombinasi Stressors.Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya Stres yaitu :

1. Faktor Lingkungan

Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan Stres bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena Stres. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.

2. Faktor Organisasi

Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan Stres yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership. Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Role Demands

Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.

b. Interpersonal Demands

Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.

c. Organizational Structure

Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.

d. Organizational Leadership

Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.

Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat Stres. Pengertian dari tingkat Stres itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins, 2001:563).

3. Faktor Individu

Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan Stres terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala Stres yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.Sehingga dapat digambarkan.
Ada beberapa penyebab stress, diantaranya :
1. Ketidak jelasan tujuan dalam hidup ini.
2. Pilihan-pilihan
3. Penerimaan masyarakat
4. Keterasingan
5. Nikah
6. Kekhawatiran finansial, pembayaran dan hutang
7. Deadline (jatuh tempo) atau ujian
8. Pekerjaan-pekerjaan kasar
9. Kekhawatiran-kekhawatiran kesehatan
10. Tempat tinggal yang amat padat
11. Kebisingan
12. Perpindahan
13. Lingkungan tetangga
14. Pertanggung jawaban
15. Harapan-harapan dan tuntutan (baik dirumah atau dimasyarakat
16. Kematian yang baru terjadi di keluarga
17. Pergaulan
18. Jalan raya
19. Peristiwa aktual
20. Fobia
21. Kompetisi
22. Tuntutan diri
23. Promosi (jabatan)
24. Pemecatan
25. Penampilan fisik
26. Kesepian
27. Rasa jemu
28. Adat kebiasaan
29. Problem berat
30. Penyakit
31. Merokok
32. Alkohol
33. Obat keras
34. Seks

C. Cara Menanggulangi Stres

Karena Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres. Berikut cara Strategi Pencegahan terhadap stres :
Untuk mencegah mengalami stress, setidaknya ada 3 lapis.
 
1. Lapis pertama ~ primary prevention

Dengan cara merubah cara kita melaku kan sesuatu. Untuk keperluan ini kita perlu memiliki skills yang relevan, misal-nya : skill mengatur waktu, skill menyalurkan, skill mendelegasikan, skill mengorganisasikan, menata, dst.

2. Lapis kedua ~ Secondary prevention

strateginya kita menyiapkan diri menghadapi stressor, dengan cara exercise, diet, rekreasi, istirahat , meditasi, dst.
 
3. Lapis ketiga ~ Tertiary prevention
 
Strateginya kita menangani dampak stress yang terlanjur ada, kalau diperlukan meminta bantuan jaringan supportive ( social-network) ataupun bantuan profesional.

4.      Terapi Mengatasi Stress:
a. Relaksasi
Relaksasi adalah keheningan total. Ia adalah kemampuan untuk melampaui pikiran, waktu, ruang, dengan mencapai momen kedamaian dan ketenteraman batin. Relaksasi hanya bisa terjadi ketika pikiran dan tubuh hening, ketika ritme otak berubah dari sebuah peta awas ke sebuah ritme alpha relaks. Dalam keadaan begitu, kimia yang menyebabkan kegelisahan menurun dan aliran darah ke otak-otak menurun, malah sebaliknya, darah mengalir ke otak dan kulit, memproduksi rasa hangat dan kalem. Belajar rileks adalah langkah positif untuk tidak bereaksi secara berlebihan terhadap berbagai situasi stress. Relaksasi tidak terjadi secara spontan tetapi harus dipelajari. Secara klinis telah terbukti bahwa efek-efek relaksasi sangatlah berbeda dari efek-efek obat tidur, alkohol dan obat-obat keras. Relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku.
1) Kegunaan relaksasi
- Burn (dikutip oleh Beech dkk, 1982) melaporkan beberapa keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi antara lain:
a) Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya stres.
b) Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi.
c) Mengurangi tingkat kecemasan.
d) Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres.
e) Meningkatkan penampilan kerja, sosial dan ketrampilan fisik. Hal ini mungkin terjadi sebagai hasil pengurangan tingkat ketegangan.
f) Kelelahan, aktifitas mental, dan atau latihan fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat dengan menggunakan ketrampilan relaksasi
g) Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi
h) Meningkatkan hubungan interpersonal. Orang-orang yang rileks dalam situasi interpersonal yang sulit akan lebih berpikir rasional.
- Macam-macam relaksasi
a) Relaksasi otot
Bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan dengan cara melepaskan otot-otot badan (Bernstain dan Borkovec, 1975 Golbfried dan Davison, 1976, Walker dkk, 1981). Dalam latihan relaksasi otot, individu diminta untuk menegangkan otot dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta mengendorkannya. Sebelum dikendorkan penting dirasakan antara otot yang tegang dan otot yang lemas. Instruksi relaksasi otot dapat diberikan melalui tape recorder, dengan demikian individu dapat mempraktekkannya di rumah.
b) Relaksasi kesadaran indera
Relaksasi ini dikembangkan oleh Golbfried yang dipelajari dari Weitzman (Goldfried dan Davison, 1976). Dalam teknik ini individu diberi satu seri pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dihalangi individu pada waktu instruksi diberikan. Seperti pada relaksasi otot, instruksi relaksasi kesadaran indera juga dapat diberikan melalui tape recorder, sehingga dapat digunakan untuk latihan di rumah.
c) Relaksasi melalui hipnosa.
d) Relaksasi melalui yoga
e) Relaksasi melalui meditasi.
Menghentikan aktifitas mental untuk sementara adalah jenis relaksasi yang paling baik, begitu aktifitas mental dimulai lagi, relaksasi berakhir. Terkadang ada begitu banyak masalah yang memadati rumah tangga mental anda, sehingga pikiran menjadi bingung dan gelisah, karena pikiran tidak dapat membuat keputusan yang benar, dan ia menjadi “mentok” cobalah jaga jarak dari segala sesuatu barang beberapa menit, dan beri istirahat dirimu. Setelah beberapa menit menjalankan relaksasi mental ini, menjadi lebih awas atas segala sesuatu yang akan menjadi jelas. Fikiran anda tentu akan lebih awas, segar, dan bahkan kreatif, dan anda mampu mengatasi problem anda dengan jauh lebih banyak energi.
Istirahat alami:
1. Diamlah di tempat tenang dimana anda tidak akan terganggu.
2. Cuci kaki, wajah, tangan anda dengan air hangat-hangat kuku atau paling tidak percikan sedikit ke wajah anda.
3. Duduk dengan paha menyilang dan nyamankan diri anda dengan senyaman mungkin.
4. Letakkan kedua tangan anda di pangkuan anda dengan nyaman.
5. Pejamkan mata anda selama waktu ini.
6. Mulailah tarik nafas dalam-dalam dan lebih penuh.
7. Berkonsentrasilah terhadap suara nafas anda ketika anda menghirup dan menghembus secara lembut dan merata.
8. Perhatikan kaki anda coba rasakan kaki dan kemudian rilekslah
9. perhatikan paha anda sekarang dan lenturkan secara sadar
10. Bagaimana perut anda terasa? Coba lenturkan sepenuhnya
11. Sekarang lenturkan dada dan sekali lagi perhatikan nafas anda Rasakan bahu, lengan, dan tangan serta lenturkan semuanya
12. Rasakan leher dan lenturkan
13. Rasakan kepala dan lenturkan
14. Perhatikan wajah anda sekarang dan lenturkan
15. Berikan perhatian khusus pada otot-otot sangat kecil di sekitar mata anda dan lenturkan.
16. Lenturkan sekitar pelipis
17. Pastikan gigi anda tidak gemeretak dan lenturkan otot-otot rahang anda
18. Di mana lagi anda merasakan tegang? Maka rilekslah
19. Letakkan seluruh tubuh (sekalipun begitu, hati-hati jangan sampai tubuh bungkuk dan tetaplah tegak).
Hal ini hanya akan berlangsung beberapa menit saja, barangkali selama coffee break, tetapi efek-efeknya akan sangat terasa berbeda sekedar meneguk secangkir kopi, merokok, minum alkohol, mengunyah permen, karena ini semua adalah pantangan-pantangan bagi diet dan pencegahan stres. Cobalah istirahat alami ini! Dan coba sejam untuk happy alami setelah kerja. Ini akan menyegarkan dan memberikan energi baru buat anda dan memberi jauh lebih banyak efek permanen dan positif.
b. Afirmatif
Menurut Covey, bahwa afirmasi atau ketegasan memiliki lima dasar yaitu: pribadi, positif, masa sekarang, visual dan emosi. Jadi saya dapat menulis contoh seperti ini: “sangat menyenangkan (emosi)” bahwa saya (pribadi) berespon (masa sekarang) dengan kebijakan, kasih, ketegasan, dan kendali diri (positif)”. Apabila saya terjemahkan dalam shalat, maka kekuatan afirmasi shalat adalah sangat membahagiakan dan menenteramkan (emosi). Bahwa saya (pribadi) berespon (masa sekarang) dengan sifat Rahman dan Rahim, adil dan bijaksana (asmaul husna) dan melaksanakan sunnah-sunnah Rasul dengan mengendalikan diri melalui puasa (positif).
Lakukan afirmasi setiap hari setiap saat selalu “every day in everyway I am Getting better and better” setiap hari saya semakin sehat dan semakin baik. Ingatkan diri kita bahwa tubuh kita dapat sembuh secara alami dan dapat memperbaiki diri sendiri. Afirmasikan senantiasa bahwa “my body is a healing mechanism”
Contoh afirmasi:
 Hadapkan wajah anda kepada Allah
karena Dialah kebenaran
Berikan loyalitas anda kepada Allah
Dialah penolong yang terbaik
- Khalid Muhammad Khalid
Kulawan semua ketakutan. Akulah pemenang.
 Wajib bagimu untuk menyayangi dan memperhatikan sesama manusia karena mereka adalah hamba-hamba dan makhluk-makhluk-Nya, meskipun mereka telah berbuat durhaka. Jika kamu dapat melakukan hal seperti itu maka kamu akan mendapat pahala.
- Ibnu Arab
 Yang pertama dipanggil ke surga mereka yang selalu memuji kepada Allah dalam segala hal
- Nabi Muhammad
c. Shalat dan membaca al Qur'an
1. Terapi Shalat
Kaum muslimin tidak ikut-ikutan orang lain untuk mencari ketenangan hidup dengan melakukan meditasi segala macam, seperti diketahui belakangan ini bermunculan kelompok meditasi di berbagai kota. Tujuan organisasi ini tidak lain adalah untuk menjaring para eksekutif yang ini makin banyak ditimpa penyakit modern, seperti stres dan gelisah.
Sungguh sangat disayangkan kalau ada kaum muslimin yang tertarik pada tata cara pengobatan seperti ini. Sebab cara syar’i bukan saja telah terjadi pelanggaran, karena bercampurnya lelaki dan perempuan dalam satu ruangan tanpa aturan yang jelas. Sebenarnya shalat jauh menerapkan terapi yang lebih efektif dan ampuh untuk penyakit-penyakit gelisah seperti itu. Tentunya apabila shalatnya yang ada ditegakkan dengan cara baik dan khusyu’ sayangnya yang kita lakukan selama ini shalat bukan dianggap sebagai suatu kewajiban, akan tetapi terkadang sebagai suatu beban, teori pengobatan berkata, apabila kita yakin, maka sebagian dari penyakit itu telah disembuhkan.
Shalat bahkan bukan hanya akan memberikan kesembuhan terhadap beban-beban rohani akibat lelahnya menghadapi pertarungan hidup. Tapi juga akan memberikan kemenangan di dunia dan di akhirat. Orang yang shalatnya benar tenteram karena baru bertemu dengan Allah, penguasa segala sesuatu. Bertemu kepada Dzat yang menciptakan segala sesuatu di alam ini, termasuk jalan yang terbaik untuk hamba-Nya. Orang yang ketika menghadapi Tuhan mempunyai perasaan penghambaan seperti ini akan enteng hidupnya. Shalat akan dijadikan sebagai media memohon bimbingan di pasrahkan kepada-Nya, tawakkal.
Rahasia dalam shalat:
1. Mengingatkan kita kepada Allah, menghidupkan rasa takut kepada-Nya menghidupkan khudlu’ dan tunduk kepada-Nya dan menumbuhkan di dalam jiwa, rasa kebesaran dan rasa ketinggian Allah swt serta mengesakan kebesaran dan kekuasaan-Nya.
2. Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, orang yang dapat menghadapi segala kesusahan dengan hati yang tetap dan tenang.
3. Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.
2. Membaca al Qur'an
Al Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya.
Setiap mu’min yakin, bahwa membaca al Qur'an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci ilahi. Al Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min, baik di kala senang maupun di kala susah, di kala gembira atau di kala sedih. Malahan al Qur'an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud ra meminta nasihat kepadanya: “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah, pikiranku kusut, makan tidak enak tidur pun tak nyenyak”.
Maka Ibnu Mas’ud menasihatinya, katanya: “Kalau penyakit itu yaitu menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, atau engkau dengan baik-baik orang yang membacanya, atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya, atau engkau pergi ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu bukan lagi hatimu.
Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkanlah nasihat Ibnu Mas’ud ra itu. Dia memanggil wudhu kemudian diambilnya al Qur'an, terus dia baca dengan hati yang khusyu’. Selesai membaca al Qur'an berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang aman dan tenteram, pikirannya tenang, kegelisahannya hilang sama sekali.
Selanjutnya apabila mendengarkan bacaan al qur'an dengan baik, dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk. Itulah yang dimaksudkan dengan rahmah Allah, yang diberikan kepada orang yang mendengarkan bacaan al Qur'an dengan baik.
Dan bagi seorang mu’min membaca al Qur'an telah menjadi kecintaannya. Pada waktu membaca al Qur'an, ia sudah merasa seolah-olah jiwanya menghadap ke hadirat Allah yang maha kuasa, menerima amanat dan hikmat suci, memohon limpah karunia serta rahmat dan pertolongan-Nya. Membaca al Qur'an telah menjadi wiridnya (kebiasaannya) yang tertentu, baik siang ataupun malam. Dibacanya sehalaman demi sehalaman, satu surat demi satu surat dan satu jus demi satu jus, akhirnya sampai khatam (tamat). Tidak ada suatu kebahagiaan di dalam hati seseorang mu’min melainkan bila dia dapat membaca al Qur'an sampai khatam. Bila sudah khatam, itulah puncak dari segala kebahagiaan hatinya.
Etika dalam membaca al Qur'an dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Etika yang berhubungan dengan batin
Yang termasuk di dalam etika ini adalah:
a. Memahami arti / asal kalimat
b. Cara hati membesarkan kalimat Allah
c. Menghadirkan hati di kala membaca sampai ke tingkat memperluas
d. Memperluas perasaan dan membersihkan jiwa
Dengan demikian kandungan al Qur'an yang dibaca dengan perantaraan lidah, dapat bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam hati sanubari. Kesemuanya ini adalah etika yang berhubungan dengan batin, yaitu dengan hati dan jiwa.
2. Etika yang berhubungan dengan lahir.
Adapun yang termasuk dalam etika ini adalah:
a. Disunnatkan membaca al Qur'an sesudah berwudlu, dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah.
b. Disunnatkan membaca al Qur'an di tempat yang bersih, seperti di rumah, surau, di mushalla dan ditempati-tempat lain yang dianggap bersih, tapi yang paling utama ialah di masjid.
c. Disunnatkan membaca al Qur'an menghadap kiblat. Membacanya dengan khusyu’ dan tenang, sebaiknya dengan berpakaian yang pantas.
d. Ketika membaca al Qur'an, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca al Qur'an mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu
e. Sebelum membaca al Qur'an, disunnatkan membaca taawudl, kemudian baru membaca basmalah.
f. Disunnatkan membaca al Qur'an dengan tartil
g. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat al Qur'an, disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu.
h. Sedapat-dapatnya membaca al Qur'an janganlah diputuskan hanyalah karena hendak berbicara dengan orang lain.
Banyak para ulama berpendapat bahwa beberapa ayat al Qur'an memiliki keutamaan/khasiat tersendiri. Ayat-ayat tersebut apabila dibaca mampu memberikan ketenangan jiwa, terhindar dari berbagai godaan dan ancaman, bahkan bisa menyembuhkan penyakit.
Pada hakikanya, surat al Fatihah, apabila dibaca menyebabkan tertolaknya murka Allah swt. Nabi bersabda: “Barang siapa yang membaca sepuluh ayat tertentu: Empat ayat dalam permulaan surat al Baqarah ayat 2-5 dan ayat kursi (surat al Baqarah ayat 255, lalu dua ayat 284, 285, 286) maka setan (keburukan) tidak akan memasuki; rumah hingga pagi hari. (diriwayatkan oleh hakim dan juga riwayat Thabrani, dari Ibnu Mas’ud ra).
Banyak para ulama mengatakan bahwa ayat kursi mempunyai banyak keutamaan apabila dibaca rutin setiap hari, di antaranya:
1. Dapat menghindarkan gangguan syaitan dan orang yang dhalim.
Caranya: Bacalah ayat kursi pada setiap permulaan siang dan setiap permulaan malam.
2. Dapat mendatangkan hajat
Caranya: bacalah ayat kursi ini 100 kali pada tengah malam setelah sholat hajat
3. Menyembuhkan orang gila
Caranya : bacalah ayat kursi pada kepala orang yang gila sambil ditiup-tiupkan.
Surat-surat lain dalam al Qur'an yang memberi manfaat apabila dibaca secara rutin antara lain adalah:
1. Surat yasin yang menyebabkan tertolaknya haus dan dahaga pada hari kiamat
2. Surat al- waqi’ah yang menyebabkan terhindar dari kefakiran kemiskinan di dunia
3. Surat ad- duhan yang dapat menyebabkan tertolaknya huru-hara ketika hari kiamat
4. Surat al- Mulku menolakkan azab kubur
5. Surat al- Kautsar menolak segala dendam kesumat dan permusuhan
6. Surat al- kafirun, yang menolak kekufuran ketika sakarotul maut
7. Surat al- Ikhlas, menolak sifat kemunafikan
8. Surat al- falaq, yang sifat hasud, dengki serta iri hati
9. Surat an- naas menolak segala macam was-was yang ada dalam hati
Demikianlah manfaat beberapa ayat dalam al Qur'an, jika ingin terhindar dari malapetaka, maka amalkanlah ayat-ayat al Qur'an tersebut diatas seserinhg mungkin, tinggal bagaimana caranya membagi waktu.

D. Indikasi/gejala stress
 
Bagaimana kita mengetahui apakah kita berada dalam keadaan stress atau tidak ? Apa gejalanya? Ada sejumlah gejala yang bisa diditeksi secara mudah yaitu :
1.                  gejala fisiologik , antara lain : denyut jantung bertambah cepat , banyak berkeringat (terutama keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung, ds
2.                  gejala psikologik , antara lain : resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan ( exhausted) dsb
3.                  Tingkah laku, antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, ticks, Gemetaran, berubah nafsu makan ( bertambah atau berkurang).
 
E. Dampak akibat stress
 
Apakah dampak stress? Sebagaimana terlihat pada diagram 01, dampak stress dibedakan dalam 3 kategori, dampak Fisiologik, dampak psikologik dan dampak perilaku~ behavioral

1. Dampak Fisiologik :
 
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius seperti cardiovasculer, hypertensi, dst.

2. Dampak Psikologik:
 
Adapun dampak psikologik antara lain:
a.                   Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran sentral bagi terjadinya ‘burn – out’
b.                  Terjadi ‘depersonalisasi’ ; Dalam keadaan stress berkepanjangan, seiring dengan kewalahan /keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang bersangkutan memperlakuan orang lain sebagai ‘sesuatu’ ketimbang ‘sesorang’
c.                   Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses

3. Dampak Perilaku
 
Dampak perilaku seperti:
a.                 Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak berterima oleh masyarakat
b.                Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.
c.                 Mahasiswa yang ‘over-stressed’ ~ stress berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam memanajemen stress dapat di terapi dengan berbagai cara seperti relaksasi, afirmasi, shalat, membaca al Qur'an dan lain-lain. Tetapi sebelum menerapi harus mengecek terlebih dahulu apa yang membuat orang tersebut stres, agar lebih cepat dan tepat dalam mengatasinya.
















                                           

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ari Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Emosional Spiritual Quotient Berdasarkan Enam Rukun Iman dan Lima Rukun Islam, Jakarta, Argha, 2001.
Al Kumayi, Sulaiman, Kecerdasan dengan Cara Meraih Kemenangan dan Ketenangan Lewat Penerapan Dengan Nama Allah, Bandung, Hikmah,
Hasan,Maimunah, al Qur'an dan Pengobatan Jiwa, Yogyakarta, Bintang Cemerlang, cet. II, 2001.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar